Only You...
-dre-
Rating : M (NC 17)
Genre : Drama/Romance
Cast : - Yunho (DBSK)
- Jaejoong (DBSK)
- Jonghyun (SHINee)
- Minho (SHINee)
Dengan langkah ringan Jaejoong menuju apartemen Yunho. Sambil terus tersenyum riang ia pun melangkahkan kakinya keluar lift. Perlahan ia pun membuka pintu apartemen Yunho.
“Yunho...” ujarnya sembari masuk. Perlahan ia pun melangkahkan kakinya memasuki kamar Yunho.
“Yunho...kamu ada...” perkataan Jaejoong terhenti seketika. Matanya membelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat itu. Ia hanya mampu terdiam menatap Yunho yang sama terkagetnya dengannya.
“...”
“Jaejoong...kamu...” Yunho tak berani meneruskan perkataannya. Dengan segera ia bangkit dari tempat tidur dan meraih pakaiannya yang terserak di lantai.
“Kenapa kau lakukan ini padaku, Yunho?” ujar Jaejoong dengan wajah yang hampir menangis.
“Aku..aku..” Yunho tak bisa menjawab. Jaejoong menatap Yunho dan sosok tubuh yang duduk ketakutan dibelakang Yunho.
“Kenapa kau tega lakukan ini padaku, Yunho?!!”
“Jae..aku..aku...aku tak bermaksud berbuat seperti ini. Aku..aku..”
“Hah?! Tak bermaksud? Jangan bercanda denganku, Yunho... Kau pikir aku buta, hah?! Kau pikir aku bodoh? Padahal sudah jelas aku melihatmu tidur bersamanya!!” seru Jaejoong sembari menangis.
“Maafkan aku, Jae... aku..aku tak sengaja...” sahut Yunho cepat sembari mendekati Jaejoong dan memeluknya erat.
“...”
“Hyung..maafkan aku..” ujar sosok yang tengah duduk ketakutan itu. Jaejoong menatapnya tajam. Membuat sosok itu semakin tertunduk ketakutan.
“Minho… Aku tak percaya kau tega melakukan ini padaku. Kau tahu betul kalau Yunho itu kekasihku. Kenapa kau dengan tega malah tidur dengannya!!!??” ujar Jaejoong dengan nada meninggi. Minho semakin tertunduk. Ia mencengkram erat-erat selimut yang menyelimuti tubuhnya yang setengah telanjang itu.
“Kalau kau memang sudah bosan denganku, kenapa kau tak bilang padaku, Yunho?!!” seru Jaejoong.
“Bukan!!! Kau salah, Jae!!” seru Yunho cepat sembari kembali memeluk Jaejoong yang menangis terisak.
“Mengapa kau lakukan ini? Jika kau memang sudah bosan padaku, kenapa harus dengan cara seperti ini??” ujar Jaejoong lirih. Air mata semakin deras membasahi wajahnya.
“Tidak Jae… Kau salah... Aku sangat mencintaimu, Jae...” ujar Yunho berusaha meyakinkan Jaejoong yang terus menerus menangis. Yunho mengecup bibir Jaejoong dengan lembut. Namun Jaejoong segera mendorongnya dengan kasar. Ia bangkit kemudian berbalik pergi meninggalkan Yunho.
“Jae!!! Jaejoong!! Jae!!!” seru Yunho. Namun Jaejoong terus berlari keluar ruangan.
“...”
“Ah..sial..” rutuk Yunho pelan. Ia pun terduduk lesu dengan pandangan tertunduk.
“Hyung...” ujar Minho pelan sembari bangkit mendekat. Yunho hanya memandanginya dengan tatapan kosong.
“Hyung, maafkan aku..” ujar Minho sambil mulai terisak. Yunho tersenyum kemudian membelai wajah Minho dengan lembut.
“Sudahlah.. Ini bukan kesalahanmu, Minho.. Lebih baik kau segera kenakan pakaianmu lagi. Udara mulai dingin, nanti kau sakit..” ujar Yunho sambil tersenyum. Lalu ia pun kembali terlarut kedalam lamunannya.
“Hyung...”
*
“Kau dari mana, Minho?” ujar Jonghyun tatkala Minho masuk rumah. Minho menatap wajah Jonghyun sesaat kemudian melemparkan tatapannya ke arah lain.
“Hei, kenapa kau tak menjawab? Kau habis dari mana?” ulang Jonghyun sembari bangkit dari duduknya. Perlahan ia mendekati Minho kemudian memeluknya dengan erat. Namun saat Jonghyun hendak menciumnya, Minho menolak.
“Kenapa?” tanya Jonghyun terheran. Minho hanya terdiam dengan wajah tertunduk dan mata yang berkaca-kaca.
“Hei, jawab aku..” ujar Jonghyun sembari membuat Minho menatap wajahnya. Namun Minho selalu menghindar.
“Hei, kenapa kau menghindar? Dan kenapa kau menangis? Kau sakit?” ujar Jonghyun lagi sembari meraba kening Minho. Lagi-lagi Minho hanya diam dan mulai terisak.
“Kamu kenapa? Kamu sakit? Mana yang sakit?” ujar Jonghyun penuh perhatian. Tangis Minho yang semakin keras membuat Jonghyun semakin kebingungan.
“Kamu kenapa, Minho? Bicaralah..”
“Aku..aku...”
“Kamu kenapa?”
“Aku..Aku..Maaf...” ujar Minho dengan terbata.
“Maaf? Untuk apa?”
“Aku..aku..aku sudah..”
“Kau sudah apa? Katakanlah..” ujar Jonghyun sembari membelai rambut Minho dengan lembut. Mendapat perlakuan seperti itu, Minho segera memeluk Jonghyun dengan erat kemudian mengis terisak-isak.
“Hei... kau kenapa?” ulang Jonghyun sembari balas memeluk Minho lembut.
“Aku.. maafkan aku, Jonghyun..aku..aku..”
“Katakanlah..” ujar Jonghyun sembari mengecup bibir Minho lembut kemudian menatapnya dengan wajah tersenyum.
“Aku.. aku telah..tidur dengan Yunho-hyung...” desis Minho hampir tak terdengar.
“...”
“..aku tak sengaja melakukannya.. aku..” ujar Minho terbata. Jonghyun hanya berdiri terdiam sambil menatap Minho lekat. Wajahnya terlihat tegang.
“Kau bilang apa tadi?” ulang Jonghyun memastikan pendengarannya.
“Aku.. tidur dengan Yunho-hyung..”
“...”
“Kau bohong.” ujar Jonghyun tegas dengan nada tak percaya.
“Maafkan aku..aku tak sengaja, Jonghyun..”
“Kau bohong, kan???” ujar Jonghyun.
“...”
“Minho!!Kau bohong kan?!!!” seru Jonghyun sembari menguncang tubuh Minho. Minho hanya terisak tanpa mampu menjawab.
“.....”
“Brengsek..” ujar Jonghyun sembari mendorong Minho hingga ia terjatuh ke sofa.
“Maafkan aku, Jonghyun.. aku tak sengaja...aku tak bermaksud melakukannya...” ujar Minho cepat sambil berusaha meraih tangan Jonghyun. Namun Jonghyun menepisnya dengan kasar.
“Kenapa kau lakukan itu?!! Berani-beraninya kau berbuat seperti itu, Minho!!!!”
“Maaf!!! Maafkan aku, Jonghyun...”
“Kau sudah tidur dengannya, hah???!!!! Aku saja bahkan belum pernah sekalipun melakukannya denganmu!!!” seru Jonghyun emosi.
“Maaf.. Maafkan aku..” ujar Minho sembari menangis.
“Apa sih yang ada di kepalamu hingga kau bisa tidur dengannya?!!” seru Jonghyun sembari mencengkram baju Minho. Minho hanya bisa menunduk tanpa berkata sepatah kata pun.
“Jawab aku Minho!!!”
“Maaf..”
“Jawab aku atau kucium kau dengan paksa!!”
“....”
“Jawab atau kutelanjangi kau disini!!!” seru Jonghyun emosi. Namun Minho tetap tak menjawab. Ia malah semakin menangis.
“Jawab aku atau kau ingin aku tiduri, hah?!!!” seru Jonghyun sembari mengangkat wajah Minho dengan kasar. Minho tetap terisak. Jonghyun menghela nafas dalam-dalam. Ia menatap wajah Minho lekat.
“...”
“Baik. Jika ini memang maumu. Lepaskan pakaianmu sekarang.” ujar Jonghyun dingin. Sejenak Minho menatap wajah Jonghyun ragu. Tapi hanya tatapan dingin Jonghyun yang ia dapatkan. Perlahan Minho pun mulai melepaskan pakaiannya satu persatu dengan tangan gemetaran.
“...”
“Uhh...” rintih Minho pelan saat Jonghyun mulai mencumbui tubuhnya dengan kasar. Air matanya mengalir perlahan membasahi wajahnya. Ia hanya mampu terbaring lemah diatas sofa membiarkan Jonghyun yang mencumbui tubuhnya dengan penuh emosi kemarahan.
Minho hanya bisa merintih kesakitan setiap kali Jonghyun mencumbunya. Ia hanya bisa diam pasrah sembari berurai air mata saat Jonghyun mulai duduk diantara kedua kakinya yang terbuka, menciuminya dengan kasar.
“AH!!” erang Minho kesakitan saat Jonghyun memasukinya. Ia kembali mengerang kesakitan saat Jonghyun tanpa menunggunya untuk menyesuaikan diri mulai bergerak perlahan namun kasar. Dengan air mata yang mengalir perlahan, ia menggigit bibirnya saat Jonghyun tiba-tiba bergerak cepat dan kasar sambil menggigit bahunya.
Hatinya tercabik. Namun ia tahu, sakit yang ia rasakan saat ini tidaklah sebanding dengan rasa sakit di hati Jonghyun. Ia menyadarinya setelah setetes air hangat bening yang berasal dari mata Jonghyun itu jatuh bergulir diwajahnya saat Jonghyun menciuminya. Ia melihat wajah Jonghyun yang sayu dan berkaca-kaca. Jonghyun menangis. Ia menangis sembari mencium bibir Minho. Ciuman yang sangat dalam dan terasa menyedihkan bagi Minho.
“Maafkan aku, Jonghyun...” desis Minho pelan sembari memeluk erat tubuh Jonghyun yang tengah mencumbuinya itu.
“Maafkan aku...”
*
“Jonghyun...” rintih Minho pelan sembari berusaha untuk duduk. Namun Jonghyun hanya terdiam, duduk membelakangi Minho. Hal itu membuat hati Minho semakin tercabik.
“Jonghyun, tolong lihat aku...” ujar Minho lirih sembari memeluk tubuh Jonghyun dari belakang. Tapi Jonghyun tetap diam.
“Jonghyun..” ujar Minho lirih dengan berurai air mata. Tubuhnya bergetar menahan isakan tangis yang mendesak untuk keluar dari mulutnya.
“Jonghyun.. Kumohon, lihat aku...”
“....”
“Jonghyun...” ucap Minho memelas. Ia bersujud di kaki Jonghyun dengan tubuh bergetar menahan tangis dan telajang.
“Maafkan aku, Jonghyun.. Aku tak berniat untuk melakukannya... Aku..aku khilaf...aku mabuk..” ujar Minho dengan nada bergetar lirih.
“Berapa kali kukatakan padamu, hah?” ujar Jonghyun datar dengan mata terpejam.
“Jonghyun..”
“Berapa kali kukatakan padamu agar kau tidak minum?!”
“Jonghyun, aku..”
“Berapa kali kukatakan itu padamu, hah?!! Kau tak boleh minum!! Kau hanya boleh minum jika kau sedang bersamaku!! Kau tahu itu, Minho!!” sahut Jonghyun penuh emosi. Nafasnya turun naik menahan kemarahan. Namun matanya yang berkaca-kaca itu menatap Minho lekat.
“Maaf.. Maafkan aku...” ujar Minho lirih. Ia memeluk kaki Jonghyun dengan erat. Jonghyun mengangkat wajah Minho dan menatapnya lekat-lekat.
“Aku bukannya melarangmu untuk bersenang-senang, Minho.. Tapi kau itu merokok saja tak kuat apalagi minum..” ujar Jonghyun dengan wajah sedih. Membuat mata Minho kembali berkaca-kaca.
“Maaf..”
“Baru minum seteguk saja kau bisa mabuk, Minho... Apa kau tak ingat? Dulu kau pernah mabuk dan menciumku dengan paksa juga hampir memperkosaku. Aku tak mau itu terulang pada orang lain. Makanya aku melarangmu minum jika kau sedang tidak bersamaku. Tapi ternyata.. kau malah...” Jonghyun tak meneruskan perkataannya. Ia hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.
“Aku khilaf, Jonghyun..aku lupa..”
“Hhh..sudahlah... Itu semua sudah terlanjur terjadi. Yang terpenting, Jaejoong-hyung tak mengetahui hal ini...” desis Jonghyun pelan.
“...”
“Kenapa kau diam, Minho? Jaejoong-hyung tak mengetahuinya kan?”
“Itu..” ujar Minho ragu.
“Itu kenapa? Ia tidak tahu kan?” desak Jonghyun. Minho menggelengkan kepalanya.
“Saat aku tersadar... Jaejoong-hyung sudah berada dihadapan kami...” desis Minho pelan hampir tak terdengar dengan wajah tertunduk.
“Apa?!!! Minho bodoh!!!! Argh!!! Kau buat aku ingin memukulmu!!” ujar Jonghyun geram. Minho semakin tertunduk ketakutan.
“Maaf..”
“Hhh..sudahlah.. Ah, aku bingung sekarang. Kurasa kau akan berada dalam masalah besar..” ujar Jonghyun sembari menghela nafas dalam-dalam.
“Aku harus bagaimana, Jonghyun..?” rajuk Minho.
“Hhh..aku tak tahu. Sudahlah, sekarang kenakan lagi pakaianmu. Baru kita pikirkan lagi..” ujar Jonghyun dengan wajah memerah saat kulit tubuh Minho yang putih itu tak sengaja bersentuhan dengannya. Wajah Minho pun ikut memerah seketika. Perlahan dan dengan ragu, Minho meraih pakaiannya.
“Hei, cepat kenakan bajumu!! Lambat sekali kau ini!!” gerutu Jonghyun dengan wajah yang semakin memerah. Minho pun segera mengenakan pakaiannya. Wajahnya juga semakin memerah.
“Aku harus bagaimana, Jonghyun? Aku tak mau hubungan Yunho-hyung dan Jaejoong-hyung rusak karena aku...” ujar Minho.
“Hhhh.. entahlah, aku juga bingung...” ujar Jonghyun. Keduanya pun terdiam untuk waktu yang sangat lama.
*
“Jaejoong-ah!!! Jaejoong-ah!!!” seru Yunho sambil menggedor pintu apartemen Jaejoong seperti orang yang kesetanan.
“Jae!!!”
“Berisik, Yunho!!!!” seru Jaejoong kesal sambil membuka pintu saat Yunho hendak mengetuknya dengan keras untuk keseratus kalinya.
“Habis kau lama sekali tidak membuka pintu..” gerutu Yunho dengan nada merajuk.
“Kau ini selalu saja beralasan!!” cibir Jaejoong kesal. Namun ia membiarkan Yunho yang masuk begitu saja ke dalam apartemennya.
“Bisa tidak sih kau mengetuk pintu rumah orang pelan-pelan?” ujar Jaejoong kesal sembari duduk dihadapan Yunho. Yunho hanya terdiam.
“Hhh..sekarang katakan keperluanmu padaku? Jika kau hanya mau meminta maaf padaku atas kejadian tadi pagi, aku menolak.” sahut Jaejoong tegas.
“Kau tak bisa seperti itu, Jae... Aku kan ingin minta maaf..” rajuk Yunho. Namun hanya cibiran Jaejoong yang ia dapatkan.
“Kau yang harusnya berpikir, Yunho. Kau pikir aku bisa dengan mudah melupakan kelakuanmu dengan Minho tadi pagi dan memaafkanmu begitu saja, hah?” ujar Jaejoong kasar. Ia menatap wajah Yunho lekat-lekat. Membuat Yunho menundukan kepalanya dan terdiam.
“Aku tahu itu, Jae..tapi..tolong berikan aku kesempatan untuk meminta maaf padamu dan menjelaskan semuanya..” ujar Yunho setelah ia terdiam cukup lama.
“Kenapa aku harus melakukannya? Padahal kau sedikitpun tak memikirkan perasaannku saat kau mabuk dan melakukan itu dengan Minho..” cibir Jaejoong. Yunho kembali tertunduk.
“Maafkan aku, Jae..aku lupa..aku tak sengaja..” sahut Yunho lirih.
“Aku tahu kau lupa. Dan aku juga tahu kalau kau tak sengaja melakukannya. Tapi seharusnya kau ingat sebelum kau minum hingga kau mabuk!!” seru Jaejoong dengan nada agak meninggi.
“Maaf..”
“Kau ini egois dan sangat keras kepala!! Kau sudah tahu kalau dirimu tak kuat minum banyak. Kenapa kau malah melakukan hal konyol dengan bertaruh untuk minum?!! Kau juga tahu kalau Minho tak bisa minum, kenapa kau malah mengajaknya juga!!??” seru Jaejoong kesal. Yunho diam tak menjawab.
“Kau tak pernah memikirkan perasaanku sedikitpun!! Kau tahu, aku sangat mengkhawatirkanmu ketika kau bilang kau akan pergi minum. Aku bertambah cemas saat mendengar kau pergi minum dengan Minho. Dan semua kecemasanku itu terbukti.” ujar Jaejoong sinis.
“Maaf, Jae..”
“Kau tahu tidak, berapa kali aku meneleponmu karena cemas? Berkali-kali!! Dan berkali-kali pula mesin penjawab yang menjawab teleponku..”
“Maaf.. tapi aku sungguh-sungguh menyesal, Jae.. tolong maafkan aku..” pinta Yunho dengan sangat.
“Aku bisa saja memaafkanmu. Tapi apa kau pikir Jonghyun bisa memaafkan kelakuanmu pada Minho dengan mudah?”
“Aku tak tahu, Jae..”
“Kau tahu dengan pasti kalau Jonghyun bahkan belum pernah sekalipun melakukannya dengan Minho. Untuk berciuman saja mereka sangat pemalu. Apa kau bisa menjamin Jonghyun akan memaafkan dirimu dengan mudah setelah tahu apa yang kau perbuat pada kekasih kesayangannya itu?” ujar Jaejoong datar.
“...”
“Aku tak tahu.. tapi, Jae..aku benar-benar menyesal!!! Aku menyesal!!!” ujar Yunho dengan suara serak menahan tangis.
“Aku tahu Jonghyun mungkin tak akan pernah memaafkan kelakuanku.. tapi yang terpenting untukku...aku ingin kau memaafkan aku, Jae!!” seru Yunho dengan mata berkaca-kaca.
“Kau ingin aku memaafkanmu, Yunho?”
“Maafkan aku, Jae..Aku menyesal.. Aku janji aku tak akan mengulanginya lagi..” mohon Yunho sembari memeluk kaki Jaejoong dengan erat.
“Hhh..tapi sulit bagiku untuk memaafkan sikapmu kali ini, Yunho..” ujar Jaejoong sembari menghela nafas dalam-dalam. Yunho menatap Jaejoong dengan mata berkaca-kaca.
“Jaejoong-ah..kumohon, maafkan aku..” ujar Yunho lirih sambil berurai air mata.
“Maafkan aku, Yunho.. Tapi aku tak bisa memaafkanmu kali ini..” ujar Jaejoong sembari mengecup bibir Yunho lembut kemudian bangkit meninggalkan Yunho yang duduk terpekur sembari menangis.
“Jaejoong-ah.. Maafkan aku...” desis Yunho lirih. Sejenak Jaejoong menatap Yunho yang terpekur sembari menangis itu. Namun tanpa berkata sedikitpun, ia kembali berbalik kemudian pergi meninggalkan Yunho sendiri.
*
Dengan langkah gontai, Yunho memasuki pintu bar. Wajahnya terlihat sembab dan sayu. Dari kejauhan, Jonghyun dan Minho yang kebetulan berada di bar itu melihat kedatangannya.
“Jonghyun-ah.. itu bukannya Yunho-hyung?” ujar Minho sambil menunjuk kearah pintu masuk.
“Kenapa ia bisa berada disini?” gumam Jonghyun heran.
“Jonghyun, lihat wajahnya.. kurasa ia habis menangis..”
“Hmm.. dan kurasa ia juga tengah mabuk..” sahut Jonghyun sambil terus memperhatikan Yunho yang berjalan sempoyongan hingga akhirnya ia terjatuh.
“Uh..pasti sakit...” ujar Minho saat melihat Yunho terjatuh. Jonghyun hanya diam sambil terus memperhatikan gerak-gerik Yunho.
“....”
“Apa dia masih bertengkar dengan Jaejoong-hyung?” ujar Jonghyun tiba-tiba. Minho menggedikkan bahunya tanda tak tahu kemudian menghela nafas dalam-dalam.
“Kasihan Yunho-hyung..” gumam Minho pelan.
Yunho yang tengah dalam keadaan mabuk berat itu kemudian berjalan mendekat kearah panggung bar. Ia meraih mic yang tengah dipegang sang penyanyi bar dengan paksa.
“Tuan, apa yang mau tuan lakukan?” ujar sang pemilik bar sambil tergesa mendekati Yunho. Namun tanpa memperdulikan kedatangan pemilik bar, sambil menggenggam erat-erat mic tersebut ia berjalan ke tengah panggung.
“Aku sudah tak berguna lagi.. Jaejoong sudah membuangku..” racau Yunho tak karuan. Perkataannya itu membuat Jonghyun dan Minho saling bertatapan, cemas.
“Dia membenciku... Aku tak bisa hidup tanpanya..” ujar Yunho semakin tak menentu.
“Tuan, tolong tenanglah.. Anda sedang mabuk..” ujar sang pemilik bar sambil mencoba meraih mic yang dipegang Yunho. Namun Yunho menepisnya dengan kasar.
“Hei, kalian semua.. ada yang mau membeliku?” ujar Yunho keras. Jonghyun dan Minho duduk terpana. Mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan.
“Hei, apa dia lupa ini bar apa?” bisik Jonghyun pada Minho. Minho menggeleng.
“Hei, apa kau serius mau menjual tubuhmu?!” seru salah seorang pengunjung bar tak jauh dari tempat Minho dan Jonghyun duduk.
“Jonghyun, bagaimana ini? Yunho-hyung dalam bahaya...” bisik Minho cemas.
“Aku serius!!” seru Yunho kacau. Dengan sempoyongan ia menghampiri orang yang berseru padanya tadi.
“Hei, kau mau membeliku?” ujar Yunho sambil memeluk pengunjung yang tadi berseru padanya itu.
“Memangnya berapa hargamu?” ujar pengunjung itu sembari mencium Yunho dan mulai mengerayangi tubuh Yunho dengan penuh nafsu. Hal itu membuat Jonghyun dan Minho bergidik ketakutan.
“Hargaku? Hmm.. aku tak tahu berapa hargaku...hahaha..” racau Yunho semakin tak karuan.
“Hmm..kalau begitu kau mau kubayar berapa? 100 ribu won?”
“Ahhh... Aku tak tahu.. terserah kau saja..” ujar Yunho sambil menahan tangan sang pelanggan yang hendak masuk kedalam pakaiannya.
“Baiklah. Kuberi kau dua ratus ribu won. Kau setuju?” ujar pelanggan itu sembari mencium Yunho lagi. Yunho hanya mengangguk. Keduanya pun pergi meninggalkan bar.
“Jonghyun, bagaimana ini?! Mereka pergi!!!” ujar Minho ketakutan.
“Kita laporkan ini pada Jaejoong-hyung. Kita juga harus segera mengikuti mereka...” ujar Jonghyun sembari menggenggam erat tangan Minho. Setelah saling bertatapan beberapa detik. Keduanya pun bergegas meninggalkan bar.
*
“Kuharap ini tak akan pernah terjadi pada kita Minho.. Aku tak mau kehilanganmu seperti itu..” ujar Jonghyun di tempat persembunyiannya. Dikejauhan terlihat Yunho yang tengah terbaring hampir tak sadarkan diri karena mabuk berat. Sementara orang yang tadi pergi bersamanya kini tengah sibuk melepaskan pakaian Yunho satu persatu.
“Aku takut, Jonghyun..” ujar Minho sambil menggenggam erat-erat tangan Jonghyun.
“Jonghyun, Minho!!”
“Jaejoong-hyung!!! Untunglah kau segera datang!!” seru keduanya saat melihat kedatangan Jaejoong.
“Aku sedang ada urusan disekitar sini. Yunho kenapa? Apa si bodoh itu pingsan lagi karena mabuk?” tanya Jaejoong. Keduanya tak menjawab. Mereka hanya menunjuk ke suatu tempat. Dan betapa terkejutnya Jaejoong saat melihat apa yang tengah terjadi dihadapan wajahnya itu.
“Yunho-ah!!!!” seru Jaejoong keras. Ia segera berlari mendekat.
“Yunho!!!” seru Jaejoong lagi sembari mendorong si pengunjung bar itu agar menjauhi tubuh Yunho yang hampir setengah telanjang itu.
“Kau ini siapa?! Kenapa kau mengganggu kesenanganku?!!” seru pengunjung itu kesal.
“Kau yang siapa!!! Kenapa kau mengganggu kekasihku!!??!!” seru Jaejoong penuh emosi.
“Aku sudah membelinya seharga dua ratus ribu won!!! Kau tak berhak menggangguku!!!”
“Dua ratus ribu won?! Hanya dua ratus ribu won?! Aku kembalikan uangmu!! Cepat tinggalkan kekasihku!!!” seru Jaejoong marah sembari melemparkan uang ke wajah pengunjung itu.
“Huh!! Dasar pengganggu!!” gerutu pengunjung itu kesal sembari beranjak pergi.
“Pergi kau, brengsek!!! Dan jangan pernah kau mendekati kekasihku lagi!!!” seru Jaejoong kasar.
“Yunho-ah.. sadarlah.. hei..” ujar Jaejoong sembari menepuk-nepuk pipi Yunho. Yunho membuka matanya perlahan.
“Ah.. aku bermimpi.. Aku bermimpi Jaejoong tengah berada disampingku..” ujar Yunho masih dalam keadaan mabuk. Ia pun bangkit kemudian meraih pakaiannya yang berserakan dilantai dan mengenakannya kembali.
“Kau tidak bermimpi, Yunho.. Ini aku, Jaejoong..” ujar Jaejoong sambil menghadapkan wajah Yunho padanya.
“Hhh..untunglah kau baik-baik saja, Yunho...” ujar Jaejoong sembari memeluk Yunho dengan erat. Yunho yang masih dalam keadaan mabuk itu tiba-tiba saja menangis dalam pelukan Jaejoong.
“Maafkan aku, Jae.. aku tak sengaja.. aku mabuk saat aku melakukannya dengan Minho.. Maafkan aku...” racau Yunho lirih.
“Yunho...”
“Tolong maafkan dia, Hyung... tolong maafkan Yunho-hyung..” ujar Minho pelan dengan wajah tertunduk.
“Minho...” desis Jaejoong pelan.
“Aku tahu kesalahan yang dilakukan olehnya sangat sulit untuk dimaafkan.. Tapi, Hyung.. Aku mohon kau mau memaafkan dia.. seperti aku memaafkan Minho..” ujar Jonghyun pelan. Ia menatap lekat-lekat wajah Jaejoong.
“Kau memaafkan Minho?” ulang Jaejoong. Jonghyun mengangguk.
“Meski hatiku sakit karenanya.. tapi aku sadar, hatiku akan jauh lebih sakit dan hancur jika aku kehilangan Minho..” ujar Jonghyun sembari tersenyum. Ia merangkul Minho dengan lembut.
“...”
“Maaf, Jae...” desis Yunho sambil memeluk Jaejoong erat-erat. Jaejoong menatap wajah Yunho lekat.
“....”
“Hhhh.. baiklah, Yunho.. Aku memaafkanmu..” ujar Jaejoong sambil tersenyum lembut kemudian mengecup bibir Yunho.
“Benarkah?” ujar Yunho yang kini sudah hampir tersadar dari pengaruh minuman. Jaejoong mengangguk perlahan sembari tersenyum. Dengan segera Yunho kembali memeluk Jaejoong erat.
“Maafkan aku, Jae... aku.. Ugghhh!!!!” perkataan Yunho terhenti saat itu juga. Wajahnya berubah pucat pasi. Begitu pula dengan wajah Jaejoong, Jonghyun dan juga Minho.
“...”
“Ueeekkkkkk!!!!”
“...”
“Yunho bodoh!!!!!!!!!!!!!” seru Jaejong kesal sambil menatap wajah Yunho tajam. Yunho hanya terdiam sambil menutup mulutnya. Dan ia pun kembali muntah.
“Yunhoooo!!!!!!!”
“Maaf!!!!!!” seru Yunho sambil menghindari pukulan Jaejoong. Sementara itu, Jonghyun dan Minho hanya menatap keduanya sembari tersenyum.
“Sudah kubilang kau tak boleh banyak minum!!!!” seru Jaejoong kesal.
“Maaf!!!! Aku lupa!!!!”
“Dasar bodoh kau!!!!”
“AAAA!!!!Maafkan aku!!!!”
“Ah, hyung… ada satu lagi yang aku lupa sampaikan padamu,” ujar Jonghyun sambil menggenggam tangan Minho.
“Apa?” sahut Jaejoong setengah tak fokus.
“Yunho hyung tak melakukannya dengan Minho.”
“Apa??”
“Mereka tak melakukannya, mereka berdua tak sadarkan diri saat mereka akan melakukannya,” sahut Jonghyun sambil tersenyum.
“T-tapi…”
“Yunho hyung, terima kasih.” ujar Jonghyun pada Yunho yang masih dalam keadaan lemah. Sementara Jaejoong menatap mereka berdua dengan tatapan bingung.
“I’m the one who took his virginity,” ujar Jonghyun sembari tersenyum lebar.
“Eh?!!”
-eNd-
No comments:
Post a Comment